Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Serawai

https://doi.org/10.47575/jpkm.v5i1.568

Authors

  • Sunarti STIKES Kapuas Raya
  • Paskalia Tri Kurniati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia
  • Rizki Amartani Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia
  • Arum Seftiani Lestari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia

Keywords:

Stunting, Pengetahuan, Pendapatan Keluarga

Abstract

Stunting adalah salah satu bentuk gizi kurang yang ditandai dengan tinggi badan menurut umur diukur dengan standar deviasi dengan referensi. Anak-anak dengan ukuran <-2 unit SD median dari populasi acuan dianggap stunting, dan anak-anak dengan pengukuran <-3SD unit median dari populasi acuan dianggap severe stunting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Serawai tahun 2023. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dengan rancangan cross sectional, populasi sebanyak 286 balita dan dengan rumus Stanley lemeshow didapatkan 167 sampel dengan tehnik sampling purposive Sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tertutup dengan cara wawancara. Analisa data dilakukan dengan uji Chi-Square. Ada hubungan pengetahuan (p value = 0,008), pendapatan keluarga (p value =0,011), kunjungan posyandu(p value =0,022), sarana sanitasi dasar (p value =0,031) dan asupan gizi (p value =0,022) dengan kejadian stunting pada Balita di wilayah kerja Puskesmas Serawai tahun 2023.Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Serawai Tahun 2023 adalah faktor pengetahuan, pendapatan keluarga, kunjungan posyandu, sarana sanitasi dasar dan asupan gizi.

References

Achmadi, U. F. (2014). Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. PT Raja Grafindo Persada.

Anindita, P. (2012). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, Kecukupan Protein & Zinc Dengan Stunting (Pendek) Pada Balita Usia 6-35 Bulan Di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1, 617–626.

Bella, F. D., Fajar, N. A., & Misnaniarti, M. (2020). Hubungan pola asuh dengan kejadian stunting balita dari keluarga miskin di Kota Palembang. Jurnal Gizi Indonesia, 8(1), 31-39. https://doi.org/10.14710/jgi.8.1.31-39.

Dahliansyah, D., Hanim, D., & Halimo, H. (2020). Hubungan Berat Badan Lahir (Bblr) Dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Dengan Perkembangan Motorik Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan. Pontianak Nutrition Journal (PNJ), 3(1), 29-33. https://doi.org/10.30602/pnj.v3i1.628.

Destiadi, A., Nindya, T. S., & Sumarmi, S. (2016). Frekuensi Kunjungan Posyandu Dan Riwayat Kenaikan Berat Badan Sebagai Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 3 – 5 Tahun. Media Gizi Indonesia, 10(1), 71–75. https://doi.org/10.20473/mgi.v10i1.71-75.

Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang. (2019). Pemantauan Status Gizi. Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang.

Fitri, L. (2018). Hubungan BBLR dan Asi Ekslusif dengan Kejadian Stunting di Puskesmas Lima Puluh Pekanbaru. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 3(1), 131–137.

Ibrahim, I. A., & Faramita, R. (2014). Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Keluarga dengan Kejadian Stunting Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Barombong Kota Makassar Tahun 2014. Al-Sihah: The Public Health Science Journal, 7(1), 63-75. https://doi.org/10.24252/as.v7i1.1978.

Kemenkes RI. (2019). Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI). Kementerian Kesehatan RI. https://stunting.go.id/?sdm_process_download=1&download_id=5219.

Menteri Kesehatan RI. (2006). Kepmenkes RI No 1429 Tahun 2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah. Menteri Kesehatan RI.

Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2014). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.

Pangaribuan, I. A., & Wau, H. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Diwilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Masyarakat Dan Lingkungan Hidup, 4(1), 34–41.

Pramudita, A. C., & Daryanti, M. S. (2019). Hubungan Frekuensi Kunjungan Posyandu Dengan Status Gizi Balita Di Puskesmas Girimulyo II Kulon Progo. Skripsi. Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta.

Rahmayana, R., Anwar Ibrahim, I., & Damayati, D. S. (2014). Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Kejadian Stunting Anak Usia 24-59 Bulan Di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar Tahun 2014. Al-Sihah: The Public Health Science Journal, 6(2), 424-436. https://doi.org/10.24252/as.v6i2.1965.

Ramdhani, A., Handayani, H., & Setiawan, A. (2021). Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Stunting. Prosiding Seminar Nasional LPPM Ump; Vol 2 (2020): Prosiding Seminar Nasional LPPM UMP 2020.

Reksoprayitno. (2009). Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi. Bina Grafika.

Riskesdas. (2018). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Setiawan, E., Machmud, R., & Masrul, M. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(2), 275-284. https://doi.org/10.25077/jka.v7i2.813.

Sumantri, A. (2010). Kesehatan Lingkungan Edisi Revisi. Kencana Prenada Media Group.

UNICEF. (2018). Undernutrition contributes to nearly half of all deaths in children under 5 and is widespread in Asia and Africa. https://data.unicef.org/topic/nutrition/malnutrition

WHO. (2020). Malnutrition. World Health Organization. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/malnutrition

Zaidin, A. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. EGC.

Published

2024-05-24

How to Cite

Sunarti, Kurniati, P. T., Amartani, R., & Lestari, A. S. (2024). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Serawai. JPKM: Jurnal Profesi Kesehatan Masyarakat, 5(1), 53–63. https://doi.org/10.47575/jpkm.v5i1.568

Issue

Section

Articles