Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera Lam) dan Daun Katuk (Sauropus androgynus (L) Merr) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923
Keywords:
daun kelor, daun katuk, Staphylococcus aureus ATCC-25923, antibakteri.Abstract
Infeksi bakteri merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Staphylococcus aureus merupakan salah satu jenis bakteri komensal dan bersifat patogen pada manusia. Permasalahan dalam penatalaksanaan infeksi bakteri itu sendiri adalah pemberian antibiotik yang irasional dimana hal tersebut dapat menimbulkan resistensi, sehingga dibutuhkan obat lain sebagai alternatif pengobatan infeksi bakteri tersebut Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak daun kelor, daun katuk atau kombinasi keduanya. Metode aktivitas antibakteri pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode difusi cakram yang sudah ditanamkan Stapylococcus aureus. Zona hambat yang terbentuk dari ekstrak daun katuk terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 yaitu pada konsentrasi 50% sebesar 11,81 mm (kategori kuat), 25% sebesar 10,82 mm (kategori sedang), 12,5% sebesar 9,47 mm (kategori sedang), 6,25% sebesar 8,3 mm (kategori sedang), 3,12% sebesar 8,11 mm (kategori sedang), dan 1,56% sebesar 7,26 mm (kategori sedang). Zona hambat yang terbentuk dari ekstrak daun kelor terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 yaitu pada konsentrasi 50% sebesar 12,29 mm (kategori kuat), 25% sebesar 9,80 mm (kategori sedang), 12,5% sebesar 8,56 mm (kategori sedang), 6,25% sebesar 8,02 mm (kategori sedang), 3,12% sebesar 7,64 mm (kategori sedang), dan 1,56% sebesar 7,17 mm (kategori sedang). Zona hambat yang terbentuk dari aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak daun kelor dan daun katuk terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 yaitu dihasilkan perbadingan kelor : katuk (1:2) dihasilkan zona hambat rata-rata 7,37 mm, kelor : katuk (1:2) dihasilkan zona hambat rata-rata 7,80 mm, dan kelor : katuk (2:1) dihasilkan zona hambat rata-rata 7,51 mm.References
Agustie, A. W. D., & Samsumaharto, R. A. 2013. Uji aktivitas antibakteri ekstrak maserasi daun kelor (Moringa oleifera, Lamk) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus. Biomedika, 6(2), 14-19.
Angelina, M., Turnip, M., dan Khotimah. 2015. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Jurnal Protobiont, 4: 184–189.
Anggraini, Harni., Harris, A., and Fakhrurrazi. 2017. Antibacterial test of while dragon fruit peels ekstract (Hylocereus undatus) on growth Staphylococcus epidermidis. JIMVET. 01(3): 416-423.
Arini, N. I., Kadang, Y., & Permatasari, A. 2019. Uji Identifikasi Senyawa Alkaloid Ekstrak Metanol Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk) Dari Kab. Ende Nusa Tenggara Timur Secara Kromatografi Lapis Tipis. Jurnal Farmasi Sandi Karsa, 5(1), 52-56.
Banu, R. H., Nagarajan, N. 2014, TLC and HPTLC fingerprinting of leaf extracts of Wedelia chinensis (Osbeck) Merrill. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, 2(6), 29-33.
Febrianasari, F. 2018. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kirinyu (Chromolaena odorata) Terhadap Staphylococcus aureus. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Khoirunisa, I., Masruriati, & Kendal, K. 2018. Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Dan Uji Aktivitas Terhadap Bakteri (Staphylococcus aureus). Jurnal Farmasetis, 7(2).
Lusi L.R.H Dima, Fatimawali dan Widya, A. L. 2016. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera L.) Terhadap Bakteri Escherichia Coli dan Staphylococcus aureus. Majalah Farmasi dan Farmakologi. Vol(5): 282-289.
Maharani, M. D., Gama, S. I., & Masruhim, M. A. 2017. Uji Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera Lam) dan Daun Salam (Syzygium polyanthum Walp). In Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences (Vol. 6, pp. 48-53).
Marliana, S. D., Suryanti, V., & Suyono, S. 2005. The phytochemical screenings and thin layer chromatography analysis of chemical compounds in ethanol extract of labu siam fruit (Sechium edule Jacq. Swartz.). Asian Journal of Natural Product Biochemistry, 3(1), 26-31.
Mulyani, Y. W. T, dkk. 2017. Ekstrak Daun Katuk (Sauropus androgynus (L) Merr) Sebagai Antibakteri Terhadap Propionibacterium acnes Dan Staphylococcus epidermis. JFL Jurnal Farmasi Lampung Vol. 6 No. 2.
Ontongo and Dayap. 1996. Antibacterial activity of xanthones from guttiferaeous plants against methicillin-resistant Staphylococcus aureus. Journal of Pharmacy and Pharmacology, 48(8), 861-865.
Pandey, AR.D.Pandey., P.Tripathi., P.P.Gupta., J.Haider., S.Bhattand A.V Singh. 2012. Moringa Oleifera Lam. (Sahijan) -A Plant with a Plethora of Diverse Therapeutic Benefits: An Updated Retrospection. Pandeyetal. Medicinal Aromatic Plants.
Pendit, P.A.C.D., E. Zubaidah and F.H. Sriherfyna. 2016. Karakteristik fisik- kimia dan aktivitas antibakteri ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Jurnal Pangan dan Agroindustri, 4(1): 400-409.
Priono, A., Yanti, N. A., & Darlian, L. 2016. Perbandingan Efektivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera Lamck.) dan Ekstrak Daun Kirinyuh (Chromolaena odorata L.). AMPIBI: Jurnal Alumni Pendidikan Biologi, 1(2), 1-6.
Ramadheni, P., & Mukhtar, H. 2017. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Eschericia coli Dengan Metode Difusi Agar. Indonesia Natural Research Pharmaceutical Journal, 2(2), 34-45.
Suhaillah, Lilis, dkk. 2017. Uji Sensifitas Filtrat Daun Katuk (Sauropus androgynus (L) Merr) Terhadap Baketri Staphylococcus aureus dan Eschericia coli. Journals of Ners Community, Vol. 08 No. 02.
Wulandari, D., Sarwiyono, dan P. Suryowardoyo. 2015. Daya hambat ekstrak daun kelor dengan pelarut etanol dan dekok daun kelor (Moringa oleifera) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus agalactiae penyebab mastitis pada sapi perah. Jurnal Peternakan. Universitas Brawijaya, Malang.
Yasni, S. 2013. Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Produk Ekstraktif Rempah. IPB Press: Bogor. hal.194 .
Yuda, P. E. S. K., Cahyaningsih, E., & Winariyanthi, N. P. Y. 2017. Skrining fitokimia dan analisis kromatografi lapis tipis ekstrak tanaman patikan kebo (Euphorbia hirta L.). Jurnal Ilmiah Medicamento, 3(2), 61-70.
Yuliarti, N. 2009. A To Z Food Supplement. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Taniredja, T. dan Mustafidah, H. 2014. Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar). Bandung: Alfabeta.
Tetti, M. 2014. Ekstraksi, pemisahan senyawa, dan identifikasi senyawa aktif. Jurnal Kesehatan, 7(2).
Zaini, M., & Shofia, V. 2020. Skrining Fitokimia Ekstrak Carica papaya radix, Piper ornatum folium dan Nephelium lappaceum Semen Asal Kalimantan Selatan. Jurnal Kajian Ilmiah Kesehatan dan Teknologi, 2(1), 15-27.