UJI EFEKTIFITAS FRAKSI AKTIF EKSTRAK LOBAK TENGGER (Rapanus raphanistrum L) SEBAGAI ANTIMIKROBA TERHADAP BAKTERI Salmonella typhi ATCC 13311
Abstract
ABSTRAK
Salmonella typhi adalah agen penyebab demam tifoid dan masih merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia. Masyarakat Suku Tengger melakukan berbagai penggunaan tumbuhan sebagai penyembuhan penyakit demam tifoid, salah satunya dengan Lobak Tengger (Rapanus raphanistrum L.). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan fraksi aktif ekstrak Lobak Tengger (Rapanus raphanistrum L.) sebagai antimikroba terhadap bakteri Salmonella typhi ATCC 13311 sesuai pengetahuan dan penggunaannya di masyarakat Suku Tengger.
Metode penelitian menggunakan rancang bangun penelitian eksperimental laboratorik. Uji efek antimikroba fraksi aktif ekstrak Lobak Tengger (Rapanus raphanistrum L.)Â terhadap bakteri Salmonella typhi ATCC 13311 dilakukan secara in vitro, menggunakan metode dilusi tabung yang dilanjutkan dengan penggoresan pada medium padat untuk melihat nilai KHM dan KBM. Dilakukan uji dari ekstrak etanol, fraksi air, fraksi etil asetat, dan fraksi n heksan yang dibagi menjadi konsentrasi pengenceran yaitu 40%, 20%, 10%, 5%, 2,5 %.
               Hasil penelitian menunjukan bahwa fraksi aktif ekstrak Lobak Tengger (Rapanus raphanistrum L.) efektif sebagai antimikroba terhadap bakteri Salmonella typhi secara in vitro, makin tinggi konsentrasi fraksi aktif ekstrak Lobak Tengger maka semakin rendah pertumbuhan bakteri Salmonella typhi.  Kadar Hambat Minimum (KHM) pada ekstrak etanol, fraksi etil asetat dan fraksi n heksan adalah pada konsentrasi 10%, sedangkan Kadar Bunuh Minimum (KBM) larutan fraksi aktif ekstrak Lobak Tengger terhadap bakteri Salmonella typhi rata- rata pada konsentrasi 20%References
Batoro, J., Setiadi, D., Chikmawati, T. and Purwanto, Y., 2013. Pengetahuan Tentang Tumbuhan Masyarakat Tengger di Bromo Tengger Semeru Jawa Timur. WACANA, Jurnal Sosial dan Humaniora, 14(1), pp.1-10.
Kuntorini, E.M. 2005. Botani Ekonomi Suku Zingiberaceae Sebagai Obat Tradisional Oleh Masyarakat di Kotamadya Banjarbaru. Bioscientiae. 2 (1): 25-36.
Mohammed, G.J. and Hameed, I.H., 2018. Pharmacological activities: Hepatoprotective, Cardio protective, Anti-cancer and anti-microbial activity of (Raphanus raphanistrum subsp. sativus): A review. Indian Journal of Public Health Research and Development, 9(3), pp.212-217.
Newall, C., Anderson, I., Philipson. J. 1995. Herbal Medicines. The school of Pharmacy University of London: Departemen of Pharmacognosy.
Sudardi, B., 2002. Konsep Pengobatan Tradisional Menurut Primbon Jawa. Humaniora, 14(1), pp.12-19.
Sya’roni A. Perkembangan Penatalaksanaan Demam Tifoid. Smart Doctor. 2002. http://b.domaindlx.com/smartdoctor/software/utama/news_item.asp?NewsID=28 [akses 10 Juni 2019]
Umiyah., Nuri., Yaya Sulthon Aziz. 2011. Jenis Jenis Tumbuhan Obat Bagi Suku Tengger Di Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo. Berk.penel. Hayati Edisi Khusus:4D (25-29), 2011
WHO. 2015. Worldwide Situatuon Analysis Response to Antimicrobial Resistance. USA: World Health Organization. Halaman 2, 20, 2